Dari Jendela Kaca Yang Pecah
Dari celah jendela kaca yang pecah ini aku melihat kamu...melihat anak-anak bermain riang di halaman rumput tanpa merasa tertipu.
Tertipu dengan dunia yang penuh dengan uluran-uluran nafsu.
Dari celah-celah aku melihat yang sudah jauh berubah ,aku juga melihat kalian-kalian yang sudah tidak seperti dulu . Dulu kita juga bermain riang di halaman sambil berkejar-kejaran,waktu bukanlah sesuatu yg sangat penting dipikirkan,perlu dikejar,perlu dilontar setiap detik berlalu tanpa sadar
Sadar-sadar kita sudah menjadi besar
Kini waktu berlalu tanpa sempat kita menoleh menghitung jejak-jejak yang masih membekas di atas bumi ini.
Kita pantas berlari mencari mimpi,mengungkai simpul-simpul realiti
Dan masa bagaikan tidak pernah cukup,tidak pernah ada ruang lingkup .kita tak henti-henti lari mengejar ombak yang tak pernah surut
Kini kita menjadi kalut
Kita menjadi takut
Takut kalau kita tak cukup mempunya waktu untuk menggapai tiang tempat berpaut jika badai ribut datang menjemput. Takut kalau-kalau waktu itu sudah mulai suntuk
Cuma kadang-kadang kita lupa ,kita terlena bahwa kita hanyalah pengembara, kita di sini hanyalah sementara.
Anak-anak kecil itu terus bermain dan bermain ,mereka tidak menghiraukan masalah dunia .mereka tidak mengerti apa-apa.
Mereka tak tahu banwa jendela ini dulunya pernah menjadi saksi bahwa aku bermain di halaman itu,dengan orang tuaku menyaksikan segala gelagat aku tanpa jemu.
....... Dan waktu seakan-akan berhenti ketika itu.